Monday, December 7, 2009

KERANA CINTA

Atas nama cinta. Dengan cara apapun, usaha agar dalam hidup kita hanya ada satu kata cinta iaitu “Cintailah Allah!” Jika kita menyintai Allah, maka Dia akan mencintai kita, dan memerintahkan seluruh makhlukNya untuk mencintai kita.

Bayangkan sejenak! Alangkah baik, indah dan nyamannya jika seluruh makhluk, baik makhluk yang nampak mahupun makhluk ghaib yang tidak kelihatan, semuanya menyintai diri kita. Semuanya akan menyintai kita jika berhak dimuliakan disebabkan kita menyintai Allah SWT, Tuhan kita dan Tuhan seluruh makhluk ini.

Dasyatnya cinta suci ini dan dibenarkan Rasulullah SAW:

“Ketika Allah menyintai seorang hamba, Allah menyeru kepada malaikat Jibril, “wahai Jibril, sesungguh Allah menyintai si Fulan, maka cintailah dia olehmu!” Jibril pun menyintainya. Kemudian Ia menyeru kepada seluruh penduduk langit, “Sungguh Allah menyintai si Fulan, maka cintailah dia oleh sekalian!” Dia pun dicintai oleh penduduk langit. Setelah itu, dia diterima di muka bumi. Ketika Allah membenci seorang hamba, Allah menyeru kepada malaikat Jibril, “wahai Jibril, sesungguhnya Allah membenci si Fulan, maka bencilah dia olehmu!” Jibril pun membencinya. Kemudian Ia menyeru kepada seluruh penduduk langit, “Sungguh Allah membenci si Fulan, maka bencilah dia oleh sekalian!” Ia pun dibenci oleh penduduk langit. Setelah itu, kebencian diletakkan baginya di muka bumi” (HR Muslim dari Abu Hurairah RA).

Atas nama cinta. Cintailah Allah SWT dengan sepenuh jiwa, agar Ia memerintahkan seluruh makhlukNya untuk mencintai diri kita. Agar dalam hidup kita penuh kemudahan, penuh dengan keindahan, kebahagiaan, kebaikan dan keselamatan...

Cinta kepada Allah adalah nilai yang teramat mahal, tidak mudah dicapai. Untuk mewujudkan perkara ini perlu usaha dan tindakan yang sungguh-sungguh takwa kepada Allah SWT dalam keadaan apapun, menyintai Rasulullah SAW berikut seluruh keluarganya, mencintai orang-orang solih, menunaikan seluruh kewajiban, memperbanyak ibadah, rela berkurban untu kebaikan dan jihad fi sabilillah, menegakkan syariat Islam dan sebagainya.

Untuk meraih cinta Ilahi, jangan lupakan faktor doa! Memperbanyak doa dapat mempercepatkan untuk mencapai cinta Allah. Berdoa dengan penuh harapan dan sikap merendah diri (tadharruk) akan memudahkan jalan bagi tercapainya cinta Ilahi. Renungkanlah, Nabi Daud sahaja sentiasa berdoa memohon cinta kepada Allah:

“Di antara doa Nabi Daud A.S. adalah, : “Ya Allah, sesungguh hamba memohon cintaMu dan cinta orang yang mencintaiMu dan amalan yang dapat menghantarkan hamba untuk mencintaiMu. Ya Allah, jadikanlah cintaMu lebih dari hamba cintakan daripada cinta hamba kepada diri hamba sendiri, keluarga dan air dingin sekalipun.” (HR Tirmidzi dari Abu Darda, hadits hasan).

Seorang Muslim yang telah mengikrarkan dua kalimat syahadah, maka dia harus memperjuangkan cintanya kepada Allah, kemudian cinta kepada Rasulullah dan jihad fi sabilillah.

Menyintai isteri, anak, keluarga, keturunan, harta, pangkat, takhta dan lain sebagainya (yang halal dicintai), tentu dibolehkan sepanjang masa, cinta tersebut di bawah cinta paling utama kepada Allah:


Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tuhan-tuhan selain Allah; mereka menyintainya sebagaimana mereka menyintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman akan melebihkan cintanya kepada Allah (Qs Al-Baqarah 165).

Katakanlah: “Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khauatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalanNya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNya." Dan Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik (Qs At-Taubah 24).

Di samping cinta, seorang yang telah berikrar dua kalimat syahadah harus memiliki sikap redha (ar-ridha) dalam dirinya. Kita harus redha kepada Allah dan RasulNya dengan mentaati seluruh keputusan Allah dan RasulNya.

Redha kepada Allah mesti dilakukan dengan sepenuh keredhaan, lahir-batin tanpa ada sedikit pun rasa ketidakpuasan kepada ketetapanNya. Kerana dalam Al-Quran, Allah Azza wa Jalla menafikan iman seseorang sebelum dia redha berhukumkan kepada Rasulullah SAW (Islam) dan menerima keputusan Baginda dengan sepenuh hati, tanpa ada sedikitpun rasa haraj (penolakan dalam hati). Bahkan penolakan (nafi) itu didahului dengan sumpah Allah dengan diriNya sendiri:

Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan dan mereka menerima dengan sepenuhnya (Qs An-Nisa’ 5).

Atas nama cinta. Cintailah Allah dengan sepenuh jiwa, agar Dia memerintahkan seluruh makhlukNya untuk menyintai diri kita. Agar dalam hidup kita penuh kemudahan, keindahan, kebahagiaan, kebaikan dan keselamatan.

No comments: